Kamis, 18 Juni 2009

Temuan dari Kebun Pucukan



Tebu Unggul: Ketua APTRI HM Arum Sabil menunjukkan bibit AU-4 yang mulai dikembangkan petani tebu.

Kembangkan Bibit Tebu AU-4

Petani terus meningkatkan produksi tebu untuk memperkuat kebutuhan konsumsi gula nasional. Salah satu caranya dengan mengembangkan bibit unggul tebu yang disebarluaskan kepada petani tebu. Diharapkan denggan bubit unggul tersebut, rendemen tebu bisa meningkat dan produksi gula bisa mencukupi. “Target besarnya adalah swasembada gula yang berdaya saing tinggi,” ujar HM Arum Sabil, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI).

Menurut dia, selama ini petani tebu terus berusaha menghasilkan bibit tebu unggul guna mendapatkan hasil panen tebu yang menggembirakan. “Terakhir, kami mengembangkan bibit yang diberi nama AU-4 dengan model kultur jaringan,” ujar tokoh tebu asal Tanggul ini.
Dikatakan, bibit yang disebutnya AU-4 itu merupakan hasil pengembangan dari bibit tebu yang didapat petani tebu di luar negeri. Jenis bibit ini bisa menembus rendemen sampai dengan 14 persen. Dengan mengambil dua mata tunas, maka bibit AU-4 ini mulai dikembangkan di kalangan petani.
“Kami tidak perlu menyebut negaranya, tetapi kami ingin menegaskan bahwa petani juga berusaha keras untuk meningkatkan produktivitas,” ujar Sekjen Gabungan Asosiasi Petani Pangan Indonesia (GAPPI) ini.
Ke depan, kata Arum, dengan varietas unggul ini diharapkan bisa menghasilkan panen tebu sebesar 120 ton per hektare. Dikatakan, jika dirata-rata panen tebu secara nasional bisa menembus 100 ton per hektare, maka target produksi gula nasional bisa mencapai angka ideal untuk swasembada. “Kalau dihitung, jika setiap hektarenya ada 100 ton dikalikan 450 ribu hektare lahan nasional, maka produksi gula per tahun bisa 4,5 juta ton,” ungkapnya.
Angka ini tentu bisa melebihi konsumsi gula nasional, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri makanan-minuman yang per tahunnya mencapai 3,8 juta ton. Maka dengan produksi gula 4,5 juta ton, kebutuhan gula di Indonesia bisa surplus. “Jika sudah surplus, maka swasembada gula nasional bisa dicapai. Capaian ini akan sinergis dengan produktivitas lima tahun yang mengalami peningkatan signifikan. Tahun 2003, produksi gula mencapai 1,6 juta ton per tahun, dan tahun 2008 meningkat menjadi 2,7 juta ton per tahun,” ujar anggota Dewan Gula Indonesia (DGI) ini.
Tekad inilah yang akan dicanangkan Arum Sabil dalam Petik Tebu Manten Nasional 2009 yang digelar Sabtu (2/5/2009) yang dipusatkan di kebun Pucukan, Tanggul Wetanm Tanggul, Jember. Dengan mengambil tema “Mari Kita Songsong Swasembada Gula yang Berdaya Saing”, Arum, panggilan akrabnya, ingin menegaskan kembali komitmen petani tidak hanya mendesak kepada kebijakan pemerintah dengan turun jalan atau demonstrasi agar regulasi pergulaan nasional berpihak kepada petani tebu. Tetapi, petani juga terus melakukan “revitalisasi” produk tebu agar semakin meningkat panennya.
“Tetapi, kalau gerakan petani ini tidak didukung dengan kebijakan pemerintah dengan menindak tegas perusak tata niaga gula, kami akan mengalami kesulitan. Kami yakin, kalau petani, pengusaha gula, dan pemerintah saling bersinergi, maka swasembada gula akan terwujud,” tegasnya. (kun)

Sumber: Radar Jember, Sabtu (2/5/2009)